HIKMAH, Agama, kata Karl Marx adlh "candu masyarakat". Bahkan dia pernah bilang sbg benalu.
Kata "candu" = sesuatu yg melenakan tapi mengandung racun/penyakit.
Kata "candu" = sesuatu yg melenakan tapi mengandung racun/penyakit.
Kata "benalu"= sifat yg merugikan/merusak pihak lain. Makna dari ke-dua hal tsb= sama2 di jauhi orang.
Sejarah mencatat, bhw pernyataan kalmark tsb adlh gara2 melihat ayahnya sendiri yg berstatus sbg pendeta, dimana kala itu sang pendeta mencabut pernyataannya sendiri dlm khotbah ttg semangat reformasi politik, hanya gara2 dia takut di kucilkan oleh bangsa yahudi. Kalmark melihat ayahnya yg notabenne sbg pendeta, tapi justru malah bersikap sbg pengecut?. Jadi bisa dikatakan bhw mark(kalmark) kecewa berat trhdp sikap ayahnya sendiri. Begitu kira2 nuansa psikologis yg bisa saya tangkap.
Dari sini, analisis saya berkembang. Mungkin saja kekecewaan seorang mark tidak hanya sebatas pd lingkungan keluarganya saja. Tapi jg terhadap corak masyarakat yahudi yg cenderung banyak yg tidak konsisten terhdp keber-agamaannya. Mereka cenderung hanya asyik masyuk dlm ritual formal saja, dmn di dalam ritual tsb mereka terlena dlm "romantisme penggapaian dimensi syurgawi". Sdg realitas perilakunya justru jauh dari nilai2 syurgawi itu sendiri. Yakni malah cenderung mengarah pd PENGRUSAKAN TATANAN SOSIAL.
Keterlenaan ummat yg hanya dlm ibadah ritual formal saja, lalu pd prilaku mereka terdapat "penyakit sosial" ato kerusakan moral inilah yg mungkin disebut sbg CANDU oleh mark. Dan, pada kondisi ini, wajar jika orang yg sehat aqalnya akan lari dan "menjauh" dari mereka. Sbb, fitrah asli manusia adlh slalu ingin iklim sosial yg damai dan jauh dari perilaku yg merusak tatanan.
INTROSPEKSI
Jika memang sperti itu dasar yg jadi penyimpulan Karl Marx, yg kemudian menjadi pertanyaan besar adlh : lalu? Apa bedanya dg masyarakat islam pd abad abad kekinian yg sikap dan corak perilakunya ato "ahlaq sosialnya"justru cenderung jauh dari nilai2 islam itu sendiri? Saling merasa paling syurgawi antar golongan, partai, mazhab, gampang di adu domba, berpcahbelah, radikalisme, korupsi, suap, gratifikasi sex dll?. Meski dlm ibadah ritual formal yg berupa shalat tentu mereka rajin. Bahkan ber-haji pun kalo bisa setiap tahun, tanpa peduli kiri-kanannya banyak ummat yg masih butuh tangan2 cinta dan derma.
Agaknya pernyataan saya tidaklah berlebihan jika kita benar2 "melek" sosial keagamaan. Betapa jelas telihat dan terasa, banyak ummat islam yg "menghindar" jika diajak meng-amalkan nilai2 agama, tertutama nilai KEJUJURAN DAN KEADILAN dlm bermu-amalah sosial yg bisa disebut sbg"ahlaqul-karimah". Dimana yg namanya ahlaq adlh nilai yg sangat berharga sbg "standar indikator" bg insan yg mengku ber-agama. Dan Nabi Muhammad pun mewanti-wanti ummatnya terkait urgensinya AHLAQ saat menjelang ahir hayatnya.
Fenomena "distorsi nilai dan kuwalitas ber-gama" di negeri ini memang tlah menjadi lumrah adanya, dari mulai kaum pejabat elit hgg masyarakat menengah kebawah. Padahal, jujur&adil adlh merupakan gerbang menuju "drajat taqwa".
Jika fenomena ber-agama seperti ini terus berlangsung , maka tak mustahil jika ALQUR'AN suatu saat hanya tinggal tulisan indah, layaknya lukisan kaligrafi. Sementara AGAMA hanya tinggal nama saja.
Kiranya ini dulu share ane pagi ini, moga menjadi titik balik bg perobahan pola fikir kita menuju kecerahan yg mengarah pd sbuah kebenaran, sesuai yg diharapkan islam sbg agama yg berskala universal.
Allahu a'lam .
Kudus 4 des 2013 ~
By: Hamory Hasan Makmoery
Grup: AL HIKMAH
Grup: AL HIKMAH
0 komentar:
Posting Komentar