HIKMAH, Sikap apriori, sombong, egois, individualis, iri, dengki dll adalah
belenggu besar yg menutupi cahaya kebenaran. Maka ketika dihadapkan
padanya ttg ayat2 Tuhan berjutakalipun tak kan menembus relung hati.
Dan otomatis tak mem-prilaku diranah sosial. Akibatnya, agama hanyalah
hafalan dibibir, dan ibadah ritual formal belaka. Konsep "vertikal dan
horizontal" sbg potret kekaffahan pun tak jua lahir mengejawantah. Sbb, sang nurani sedang terjajah oleh hegemoni sang
angkara(apriori&sombong, iri, dengki dll ) yg membuatnya kehilangan
kedaulatan diri . Yakni benteng nurani yg berupa " nilai2 KEILAHIAN) .
Shgg, scr ruhani, dia tidak bisa berinteraksi dg ayat2Nya ~ baik yg tertulis scr tekstual dlm al-qur'an maupun yg terlukis di bentangan alam semesta raya, plus dinamika kemanusiaannya, ttg sejarah dan budayanya.
Ketika nurani tlah "terjajah", meski dia sering membaca teks alqur'an, tadarrusan dll, maka yg terjadi hanyalah rutinitas seremonial belaka. Alias tidak ada getar gelombang ruhaniyah yg tertangkap oleh "frekwensi KEILAHIAN" .
Tak ubahnya seperti radio . Jika ingin dapat gelombang suara, maka harus meracik komponen2 sesuai sistem yg di butuhkan . Dan jika ingin mndapat gelombang swara lbh bening lagi, maka harus tambah "antena".
So? "Antena ruhaniyyah"-lah yg musti di gapai scr optimal, dg cara mengusir sang penjajah tsb ( apriori, sombong, egois, individualistik dll ), jika menginginkan adanya penaikan2 tangga spiritual yg bisa tertangkap oleh frekwensi KEILAHIAN.
Dari prosesi inilah apa yg namanya KEMERDEKAAN SEJATI otomatis dapat di gapai . Dari garda terdekat, yakni keluarga hgg bangsa dan negara , sesuai ensensi dari ISLAM itu sendiri yg juga punya arti "MERDEKA"
Kiranya sekian , sekadar share ttg sedikit renungan, mg manfaat. Maaf kurang lebihnya.
Kota suci (kudus) ~2 okt 2013
By : Hamory Hasan Makmoery
Grup : AL HIKMAH
Shgg, scr ruhani, dia tidak bisa berinteraksi dg ayat2Nya ~ baik yg tertulis scr tekstual dlm al-qur'an maupun yg terlukis di bentangan alam semesta raya, plus dinamika kemanusiaannya, ttg sejarah dan budayanya.
Ketika nurani tlah "terjajah", meski dia sering membaca teks alqur'an, tadarrusan dll, maka yg terjadi hanyalah rutinitas seremonial belaka. Alias tidak ada getar gelombang ruhaniyah yg tertangkap oleh "frekwensi KEILAHIAN" .
Tak ubahnya seperti radio . Jika ingin dapat gelombang suara, maka harus meracik komponen2 sesuai sistem yg di butuhkan . Dan jika ingin mndapat gelombang swara lbh bening lagi, maka harus tambah "antena".
So? "Antena ruhaniyyah"-lah yg musti di gapai scr optimal, dg cara mengusir sang penjajah tsb ( apriori, sombong, egois, individualistik dll ), jika menginginkan adanya penaikan2 tangga spiritual yg bisa tertangkap oleh frekwensi KEILAHIAN.
Dari prosesi inilah apa yg namanya KEMERDEKAAN SEJATI otomatis dapat di gapai . Dari garda terdekat, yakni keluarga hgg bangsa dan negara , sesuai ensensi dari ISLAM itu sendiri yg juga punya arti "MERDEKA"
Kiranya sekian , sekadar share ttg sedikit renungan, mg manfaat. Maaf kurang lebihnya.
Kota suci (kudus) ~2 okt 2013
By : Hamory Hasan Makmoery
Grup : AL HIKMAH
0 komentar:
Posting Komentar