HIKMAH, ISLAM adalah bahasa wahyu yg merupakan nama sebuah agama.
ISLAM , punya arti : sejahtera dan damai .
Pemeluknya disebut MUSLIM .
Maka , filosofy ber-islam adalah : upaya diri tuk mendesain tata hidup bermasyarakat menuju atmosfer kesejahateraan dan kedamaian dg berlandaskan alqur'an dan sunnah .
Konsekwensinya , para pemeluk islam(muslim) hendaknya senantiasa menempa jiwanya ,agar menjadi pribadi-pribadi penyejatera , pendamai dan penyejuk seluruh ummat kemana jua kaki melangkah . Upaya tsb jika dalam bahasa bumi , disebut sbg "jalan kebudayaan" .
So, jalan kabudayaan , tidak bisa dilepaskan dari gerak-langkah penebaran syi'ar islam . Eksistensinya sebagai "media penerjemah" dari bahasa wahyu menuju bahasa kehidupan dan kemanusiaan .
Manusia sebelum mengenal wahyu tlah kenal kebudayaan . Semisal orang primitif yg tlah memiliki hukum adat budaya . Rasul Muhammad sebelum menerima wahyu pun sudah berjiwa sosial , ber-organisasi , dg menampilkan prilaku indah, bisa dipercaya dan tanggungjwab , hgg mendapat predikat "al-amiin" dari sahabat2nya . Inilah yg di sebut sbg insan kultural ato ber-budaya .
Hanya saja , pada abad2 belakangan , ummat islam banyak yg meninggalkan aspek kebudayaan dlm arti yg luas , shgg teks2 wahyu yg mereka sampaikan terasa garing dan kering . Ibarat sbuah produk kuliner "jenang ato dodol" tanpa kemasan yg indah dan menarik .
Jika hal tsb yg terjadi , pantas saja jika yg mengemuka kemudian adlh , corak islam yg terjebak pd pusaran radikalisme , ekstrimisme yg justru semakin jauh dari karakteristik dan jiwa islam itu sendiri . Allahu a'lam .
(Refleksi)
Kudus 8 des 2013 ~
By : Hamory Hasan Makmoery
Grup : AL HIKMAH
ISLAM , punya arti : sejahtera dan damai .
Pemeluknya disebut MUSLIM .
Maka , filosofy ber-islam adalah : upaya diri tuk mendesain tata hidup bermasyarakat menuju atmosfer kesejahateraan dan kedamaian dg berlandaskan alqur'an dan sunnah .
Konsekwensinya , para pemeluk islam(muslim) hendaknya senantiasa menempa jiwanya ,agar menjadi pribadi-pribadi penyejatera , pendamai dan penyejuk seluruh ummat kemana jua kaki melangkah . Upaya tsb jika dalam bahasa bumi , disebut sbg "jalan kebudayaan" .
So, jalan kabudayaan , tidak bisa dilepaskan dari gerak-langkah penebaran syi'ar islam . Eksistensinya sebagai "media penerjemah" dari bahasa wahyu menuju bahasa kehidupan dan kemanusiaan .
Manusia sebelum mengenal wahyu tlah kenal kebudayaan . Semisal orang primitif yg tlah memiliki hukum adat budaya . Rasul Muhammad sebelum menerima wahyu pun sudah berjiwa sosial , ber-organisasi , dg menampilkan prilaku indah, bisa dipercaya dan tanggungjwab , hgg mendapat predikat "al-amiin" dari sahabat2nya . Inilah yg di sebut sbg insan kultural ato ber-budaya .
Hanya saja , pada abad2 belakangan , ummat islam banyak yg meninggalkan aspek kebudayaan dlm arti yg luas , shgg teks2 wahyu yg mereka sampaikan terasa garing dan kering . Ibarat sbuah produk kuliner "jenang ato dodol" tanpa kemasan yg indah dan menarik .
Jika hal tsb yg terjadi , pantas saja jika yg mengemuka kemudian adlh , corak islam yg terjebak pd pusaran radikalisme , ekstrimisme yg justru semakin jauh dari karakteristik dan jiwa islam itu sendiri . Allahu a'lam .
(Refleksi)
Kudus 8 des 2013 ~
By : Hamory Hasan Makmoery
Grup : AL HIKMAH
0 komentar:
Posting Komentar