Home »
HIKMAH
» Membaca Wahyu dan Membaca Alam Semesta
HIKMAH, Wahyu Allah yg pertamakali turun pada Rasul Muhammad lewat malaikat
Jibril di goa hira' adalah "Iqra" = bacalah. Sbuah sinyal besar agar
ummat beliao mau membaca ayat2Nya lewat bimbingannya. Baik ayat-ayat
qauliyah/alQur'an maupun ayat kauniyyah/alam semesta dan seisinya.
Alam semesta dan dinamika perilaku manusia adalah refefrensi informasi
terbesar dan sumber inspirasi raksasa bagi berbagai produk kebudayaan
dan peradaban manusia. Dari sinilah muncul budaya dongeng dan tutur,
lalu budaya literal (tulis, lalu budaya baca. Seiring dengan laju
peradaban manusia, maka lahirlah alat "mesin cetak". Shgg buku pun
gampang di produksi secara massal yg pada muaranya bisa di akses oleh
siapa saja yg membutuhkannya.
Membaca, adalah media untuk
mencerdasakan bangsa. Sekolahan dan universitas adalah lembaga
pendidikan yg berfungsi untuk"merangsang" para pelajar dan mahasiswanya
agar gemar membaca. Sebab, membaca adalah gerbang menuju samudra ilmu
dan informasi, dimana keduanya adalah bekal bagi manusia, agar menjadi
insan yang berbudaya dan beradab sesuai kapasitasnya sebagai halifah
bumi.
Dunia Informasi pun terus berkembang pesat seiring
dengan kemajuan tehnologi modern. Maka, betapa dapat dengan mudah
sebuah "info" kita akses dalam hitungan menit dan detik yg tak terhalang
oleh jarak dan waktu. Media massa semacam koran/surat kabar, TV,
majalah, internet adalah wujud bukti nyata tentang adanya laju
pengembangan tehnology "media informasi", dimana didalamnya terdapat
berbagai ilmu. Dari ilmu agama, sains modern,hingga imu/info yg
bersifat negatif.
Seringkali saya teriakkan diruang manapun,
bahwa "media massa" tsb punya power yang "ampuh" dalam menggiring
opini massa, lantaran disitu ada peran para desainer yang mahir
mengemas sebuah sajian secara "apik" dengan melibatkan berbagai ahli
dibidangnya masing2. Sehingga tampilan yg muncul memiliki daya pikat yg
dahsyat terhadap pengakses atau pembacanya(sosial kemanusiaan) yg
memang secara "naluriyah" suka dengan berita & informasi. Sebab,
ada tarikan benangmerah yg kuat dengan ayat yg pertamakali turun , yakni
: iqra' x3=bacalah.
Yang jadi persoalan adalah obyek/info
macam apa yg jadi santapan dan bacaannya? di sinilah yang harus jadi
bahan renungan. Sebab, ketika sebuah informasi sudah menjadi
"komoditas industry", maka tidak lepas dari "pesan sponsor"nya.
Artinya, info yang di muat tidak lantas bersih dari upaya "manipulasi"
dan kepentingan. So, "the man behind industry media" itulah yg berhak
mewarnai "konten" di dalamnya. Inilah yg sering saya katakan sebagai
senjata ampuh dalam "perang budaya" dan pemikiran(ghozwulfikri).
Selama kawula muda tidak kritis dan punya filter terhdp media massa yg
stiap saat kita aksess, niscaya mereka hanya akan menjadi korban
"liukan goyang informasi" yg telah termanipulasi oleh sang penguasa
media massa itu sendiri.
So, menyalahkan "media massa" saja
sebagai peyebab lahirnya "budaya pop" yg cenderung vulgar dan tak
mendidik adalah sikap yang tidak fair. Ini adalah "game" ato kompetisi
kehidupan bung !. Artinya , siapa yg kreatif dan produktif itulah yg
berhak menjadi "sang juara" dan meraih kursi terdepan dari panggung
peradaban dunia.
Sekarang, tinggal seberapa besar "will"para
kawula muda untuk bangkit menuju "revolusi pemikiran dan budaya", itu
saja kata kuncinya , sehingga mereka mampu membuat media massa tandingan
"berdaya konstruktif" . Atau paling tidak punya senjata "filter" yg
kuat dalam menghadapi beragam informasi yang cenderung bebas di era
milienium. Sehingga tidak mudah tenggelam terbawa derasnya arus
"mainstream" dan "budaya pop". Dari sinilah implemantasi dari wahyu
pertama "Iqra' " benar-benar kan mewujud secara esensial.
(Refleksi)
Allahu a'lam
Kudus 2 jan 2014 »
By: Hamory Hasan Makmoery
Grup: AL HIKMAH
0 komentar:
Posting Komentar