HIKMAH, Ibadah puasa Ramahan
,yang merupakan rukun islam ke 4 adalah bagian dari "media pelatihan"
bagi para hamba tuk menigkatkan "power cintanya" pada Sang Maha Cinta
....
Power cinta , melahirkan ketundukan & ketaatan atas segala perintahNya dengan penuh rasa ihlas dan pasrah ..
Menahan lapar dari rayu-goda segala bentuk makanan sesuai waktu yang
ditentukan adalah sebentuk teori ato "syare'at berpuasa" .
Adapun kesejatian ato "hakikat puasa" adalah : "penguasaan diri" dari segala rayu-goda pesona gelimang hartawy , untuk menumbuhkan sikap salingkasih dan berbagi pada sesama ~
Juga penguasaan diri dari seluruh rayuan "hawa-nafsu" yang sering ber-operasi lewat "jendela fisik", yakni mata , mulut , hidung , tangan dan kaki ...Semisal : menahan diri dari marah , ber-prasangka buruk , panjang tangan ato korupsi , suap dll ...
Keutuhan cinta padaNya adalah ketika antara syare'at dan hakekat dari seluruh bentuk ibadah padaNya telah berpadu-satu yang membentuk "ahlaqul-karimah" . Yakni ber-ahlaq pada Allah dan ber-ahlaq pada sesama , juga pada alam .
Itulah nilai-nilai "mutiara hikmah keagamaan" yang sejatinya di harapkan dan dirindukan oleh baginda Rasul Muhammad saw untuk di tebarkan ke seluruh alam-raya ....
So , jika efek atau hakekat puasa Ramadhan belum hadir mengiringi kita di setiap perilaku keseharian , bisa di simpulkan , bawa "pesan moral" yang di damba oleh Rasul belum pernah di bumikan ...Mana bisa dikatakan cinta Rasul ?
Padahal ? Cinta pada Rasul adalah manifestasi dan pembuktian cinta kita pada Allah Sang khaliqu'alam .......
Allahu a'lam
By : Hamory
Kudus 29juni2014~
Adapun kesejatian ato "hakikat puasa" adalah : "penguasaan diri" dari segala rayu-goda pesona gelimang hartawy , untuk menumbuhkan sikap salingkasih dan berbagi pada sesama ~
Juga penguasaan diri dari seluruh rayuan "hawa-nafsu" yang sering ber-operasi lewat "jendela fisik", yakni mata , mulut , hidung , tangan dan kaki ...Semisal : menahan diri dari marah , ber-prasangka buruk , panjang tangan ato korupsi , suap dll ...
Keutuhan cinta padaNya adalah ketika antara syare'at dan hakekat dari seluruh bentuk ibadah padaNya telah berpadu-satu yang membentuk "ahlaqul-karimah" . Yakni ber-ahlaq pada Allah dan ber-ahlaq pada sesama , juga pada alam .
Itulah nilai-nilai "mutiara hikmah keagamaan" yang sejatinya di harapkan dan dirindukan oleh baginda Rasul Muhammad saw untuk di tebarkan ke seluruh alam-raya ....
So , jika efek atau hakekat puasa Ramadhan belum hadir mengiringi kita di setiap perilaku keseharian , bisa di simpulkan , bawa "pesan moral" yang di damba oleh Rasul belum pernah di bumikan ...Mana bisa dikatakan cinta Rasul ?
Padahal ? Cinta pada Rasul adalah manifestasi dan pembuktian cinta kita pada Allah Sang khaliqu'alam .......
Allahu a'lam
By : Hamory
Kudus 29juni2014~
0 komentar:
Posting Komentar