Home » » PEROBAHAN DAN JALUR KEPEMIMPINAN STRUKTURAL

PEROBAHAN DAN JALUR KEPEMIMPINAN STRUKTURAL

Post By KUMPULAN KUNCI JAWABAN LENGKAP on Jumat, 15 Agustus 2014 | 08.54

Seorang Ibnu Taimiyyah berfatwa ;
Lebih baik 60 hari di pimpim raja Zalim daripada satu hari tidak ada pemimpin
{ Ibnu Taimiyah} .

Jika kita renungi dalam-dalam , sangat ber-alasan skali fatwa tsb . Satu hari tidak ada pemimpin saja dipikirkan oleh belio . Sebab jika sebuah bangsa tidak ada pemimpinnya , bisa dibayangkan , tentu yang kan terjadi adalah kekacaubalauan . Terutama ditengah kondisi bangsa yang tingkat kesadaran beragamanya masih sangat rendah . Belum lagi soal politik eksternal .

Hal ini bisa di artikan secara luas akan betapa lebih pentingnya rasa kebangsaan / nasionalisme dan kerakyatan , dibandingkan dengan kepentingan partai , mazhab , golongan, rebutan "kue" kekuasaan dst ~ yang justeru dapat memicu lahirnya "dis-intregrasi bangsa", lalu kecemburuan sosial , yang berujung pada kekisruhan & kesemrawutan . Sehingga hampir Tak ada bedanya dengan tidak ada pemimpin . Tak ubahnya sperti yang terjadi di negeri ini .....apa bedanya dengan komunitas di rimba raya ?

Gegeran antara klompok sunny syi'ah dan ahmadiyah sperti yang sering terjadi , sweeping dari ormas islam ke tempat maksiat kaum alit bawah dengan cara kekerasan , dan sering di atasnamakan sebagai "jihad"oleh para pelakunya , jelas berpotensi besar menciptakan disintegrasi bangsa . Menjauhkannya dari ketentraman dan kedamaian yang di idamakan masyarakat/rakyat pada umumnya .

Hal yang banyak disalahfahami ummat adalah , bahwa da'wah dan nahi mungkar itu di anggap sekadar memindahkan dalil/teks agama dimana saja secara suka-suka , tanpa mempertimbangan kondisi "sosial kemasyarakatan" .

Padahal? Alqur'an itu sendiri turunnya adalah step by step . Hal ini tentu punya filosufy yang dalam ..........Yakni dalam menebar "misi risalah" , ummat Muahmmad haruslah mampu membaca alam lingkungannya . Mengenali adat budayanya , sosial-poltikya dll , sehingg tidak gegabah dan grusa-grusu , yang malah justeru bisa kontra-produktif dari tujuan "da'wah dan nahi mungkar" itu sendiri.......Konsepsi inilah yang kini banyak hilang dari orang2 yang mengaku sebagai da'i , ato dikategorikan sebagai da'i oleh pengikutnya .......

So , kembali ke soal pemimpin , yang bisa kita upayakan dengan optimal sebagai "ijtihad poltik" dalam kondisi negri yang sedang memilih capres dan wapres , dimana hampir semua"track record" masing2 mereka tidak ada yang bisa di andalkan , adalah : bagaimana memilih capres/wapres yang paling sedikit nilai negatif record-nya . ~ Yaaah , nampaknya memang baru itulah yang bisa kita lakukan untuk menggapai perobahan lewat "jalur struktural" ....

Sangat kurang tepat , terutama era kini , jika sebuah "perobahan" itu di anggap hanya lewat jalur struktural saja . Lewat jalur non struktur pun bisa jika benar2 serius , kompak dan profesional .....Contoh : pembangunan "kerajaan ekonomi" yang di upayakan oleh kaum minoritas "taipan" ? toh mereka secara tidak langsung tlah "memimpin" ekonomi negeri ini . Bahkan mereka mampu membayar para calon presiden/wakilnya dari "partai manapun" . Termasuk partai yang berplatform islam , terutama yang masih hoby poitik "dagang sapi" . Hehe . So ???

Allahu a'lam
Refleksi
By : Hamory
Kudus 7 mei 2014~
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : AL HIKMAH | BERITA TERKINI | AL HIKMAH
Copyright © 2013. AL HIKMAH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger