Home » » Prahara Itu Menikam "Hari Ibu"

Prahara Itu Menikam "Hari Ibu"

Post By KUMPULAN KUNCI JAWABAN LENGKAP on Rabu, 25 Desember 2013 | 07.20

HIKMAH, Saya tak mengerti harus berkata apa, ketika di "hari ibu" justeru di tengarai dg terjeratnya ibu-ibu negeri dalam "kasus suap dan korupsi", dimana mereka adalah orang yg berstatus sebagai pemimpin, alias pejabat negara, yg mustinya menjaga kredibilitasnya dalam mengayuh prahu bangsa hingga ke "dermaga tujuan".

Ibu Atut dan ibu Anggelina semestinya menjadi teladan bagi ibu2 di negeri ini, mengingat statusnya yang memang di samping sebagai pemimpin, juga sedang memegang amanah rakyat yg dikukuhkan lewat "sumpah jabatan" pada saat pengangkatannya.

Semuanya tlah ngerti, bahwa sumpah jabatan adalah menjalin komitmen ato mengikat "janji kemesraan" dengan rakyat, yg diwujudkan lewat pelaksanaan dan penataan seluruh perkara anak bangsa, menyangkut kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Bukan kemakmuran pribadi pejabat.

So? Sungguh sebuah ironi yg besar, ketika predikat TIANG NEGARA dan SEKOLAHAN PERTAMA di sandangkan pada "sosok seorang ibu", justru dua sosok ibu pejabat negeri malah" merobohkan" tiang negara dan merusak sekolahannya sendiri.

Satu keistimewaan lagi yg disandang kaum ibu adalah, bahwa ditapak kakinya ada nilai syurgawy bagi anaknya. Hal ini perlu dimaknai scr luas, tidak skadar berhubungan dengan anak kandung saja , akan tetapi dengan seluruh "anak kehidupan". Kata "syurga", mengandung filosufi sebagai "ikon" cinta kasih dan kedamaian, yg scr fitrah merupakan"potensi" yg ada disetiap diri seorang ibu/wanita.

Potensi tsb jika memang benar-benar diarahkan lewat pendidikan yg benar akan melahirkan pribadi-pribadi ibu shalehah, yg bisa di andalkan dalam memproduk generasi muda handal dan hebat yg memiliki "segudang cintakasih", shgg "ready to use" dalam meng-urai berbagai persoalan bangsa dg sentuhan yg humanis dan berbudaya. sebab, maju dan lumpuhnya sebuah negara terletak pada kwalitas kawula mudanya. Para muda yg berkwalitas tentu lahir dari seorang ibu yg berkwalitas pula, alias ibu yg shalehah.

Pertanyaan yg kemudian muncul adalah: seberapa jauh kwalitas pendidikan nasional kita ?shgg mampu memenuhi kriteria "shalehah" bagi para calon ibu?

KRISIS PERAWAN
Pertanyaan di atas sengaja saya angkat, sebab, dari hasil survey para aktivis tlah memberikan penyimpulan, bahwa di setiap kota besar di negeri ini telah terjadi apa yg mereka istilahkan sebagai "krisis perawan". Hal ini tentu akibat dari pergaulan bebas para remaja, pengaruh dari budaya barat lewat berbagai media informasi. Di saat yg sama, kwalitas pendidikan nasional kita belum bisa menajdi benteng bagi efek negatif globalisasi.

Lalu? Apa yg bisa kita harapkan kedepan jika kwalitas pendidikan nasional kita masih amburadul?

Mampukah menyiapkan para CALON
IBU yg shalehah? Shgg nilai2 syurgawinya tergali untuk sebuah pembenahan remaja dan reformasi negeri sejati?

(Refleksi)

Kudus 23 des 2013»

By: Hamory Hasan Makmoery
Grup: AL HIKMAH
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : AL HIKMAH | BERITA TERKINI | AL HIKMAH
Copyright © 2013. AL HIKMAH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger