Home » » Fanatisme Individu, Golongan dan Ideologi

Fanatisme Individu, Golongan dan Ideologi

Post By KUMPULAN KUNCI JAWABAN LENGKAP on Selasa, 10 Desember 2013 | 15.45

HIKMAH, FANATISME INDIVIDU ,GOLONGAN DAN IDEOLOGI YG MELAHIRKAN RADIKALISME ,PUN BISA MENJADI BERHALA MODERN.

Seringkali kita dengar dan saksikan,bhw klompok "sunny, syi'ah, ahmadiyyah" dll terjebak dlm "ranjau2 adu domba", lantaran mereka sendiri yg lemah dlm mengendalikan godaan sikap "fanatisme golongan", ideologi, serta nihilnya wawasan politik global, yg ber-ekses pd gampangnya benteng mereka dibombardir oknum2 konspirasi .

Munculnya idola2 dan tokoh
panutan dlm khazanah keilmuwan islam seringkali memicu lahirnya sikap "pemujaan berlebihan" ato "fanatisme" trhdp ketokohan dan golongan mereka, termasuk "fanatisme" terhdp ketokohan ato pendapat diri sendiri, dmn hal tsb tanpa dirasa bisa menggiring diri sendiri, fans ato pengikut mereka terjerumus dlm sikap "pemberhalaan modern", yg dapat meracuni sendi2 Tauhid. Dari sinilah peradaban islam sangat terhambat.

Pemahaman ttg islam Sangatlah luas. Seseorang bisa saja mengidolakan satu tokoh, krn fatwanya tlah menginspirasinya untuk bertobat dari lembah dosa. tp suatu saat bisa saja meninggalkan tokoh idola tsb untuk pindah ke tokoh lain karna mengalami penambahan ttg pemahaman islam dari tokoh2 baru yg dirasa mampu memberi pencerahan2 spiritual scr mendalam, dan bgt seterusnya.

Akan tetapi, hal tsb tidak akan pernah terjadi ,manakala seseorang menutup pintu hatinya untuk menerima penambahan keilmuan dari tokoh2 lain. Orang yg mengalami perpindahan kpd tokoh2 idola baru adlh orang yg tidak "fanatik" pada satu tokoh ato tokoh2 tertentu saja, yg menyebabkan hatinya tersekat dari wawasan keilmuan islam yg sangat luas. Jika fenomena ini terjadi, manusia menjadi "tidak cerdas".

Maka benar adanya, bhw islam mewanti-wanti pemeluknya agar jangan pernah terjebak sikap"fanatisme buta" pd satu tokoh idola ato tokoh2 tertentu, termasuk golongan dan mazhabnya ~ lalu mengabaikan sentuhan2 atmosfir pemahaman keislaman dari tokoh lain. Sebab, hal tsb bisa memicu lahirnya sikap "radikalisme" dan "ekstrimisme" dg tanpa di rasa, dimana bentuk sikap tsb bisa menjadi BERHALA MODREN.

Agakanya, perlu di ingat, bhw stiap manusia itu membawa kelebihan dan kekurangannya masing2, begitu pun jg yg terjadi pd seorang tokoh idola. Dari sini bisa di simpulakan, bhw, sbg manusia harus mau membuka hati lebar-lebar pada siapa saja, pd strata sosial apa pun, dari kiyai, pejabat, pebisnis hgg tukang bakso, tukang semir, gelandangan dll, untuk mengambil pelajaran dari mereka akan hal2 yg sekiranya bisa bermanfaat bg kehidupan .

Sebab, SEGALA YG KITA DENGAR, YG KITA LIHAT dan YG KITA RASA adlh GURU KEHIDUPAN Dg kata lain, tidak ada yg sia-sia semua mahluq ciptaanNya". ROBBANAA MAA KHOLAQTA HADZAA BATILAN" ( firmanNya) .

Dari uraian ini semua , dapatlah kiranya di ambil hikmah , btp langkah2 ekstra waspada haruslah di optimalkan , agar dapat terhindar dari sikap2 "pemberhalaan modern" , amiin.

Allahu a'lam.

Kudus 24 okt 2013

By : Hamory Hasan Makmoery
Grup: AL HIKMAH

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Support : AL HIKMAH | BERITA TERKINI | AL HIKMAH
Copyright © 2013. AL HIKMAH - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger