............................................................ Edisi revisi »»¤¤««
Secara teologis , sudah barang tentu alias sewajarnya jika setiap klompok agama dan alirannya itu "fanatik" terhadap kiyakinan agamanya masing-masing . Alias meyakini bahwa corak kiyakinan agamanya adalah yang benar . Logika terbaliknya , agama yang lain mereka anggap tidak benar . Bahasa ekstrimnya : "sesat" .
Setidaknya , perbedaan antar mazhab islam yang mereka anggap perihal furu'iyyah(non prinsipil) sperti NU MUHAMMADIYAH , itu pun melahirkan kalimat "kurang sreg/mantab" terhadap mazhab yang selainnya .
Kiyakinan ber-agama , adalah "hak privat" antara manusia dengan Tuhan . Bukan urusan manusia . Dalam konteks oprasionalnya bisa juga disebut "urusan internal" golongan agama . Golongan lain hanya boleh berdialog dengan santun dan ilmiyyah jika di temukan bentuk aliran agama yang di rasa beda .....
Kiyakinan agama adalah ranah yang sangat "sensitif" .
Secara psikologis , bentuk kiyakinan agama dan aliran apa pun jenisnya jika kita sesat-sesatkan di depan publik atau media massa , tentu akan tersinggung . Meskipun menurut "tafsiran agama kita " paham kiyakinan mereka adalah sesat ...... Itulah yang di singgung dalam firmanNya pada Qs al-an'aam 108 . Mari renungi , baik secara tersurat maupun tersirat :
" Dan janganlah kamu memaki-maki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah , karna mereka nanti akan memaki-maki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan . Demikianlah Kami jadikan setiap ummat menganggap baik pekerjaan mereka , lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan" .( Qs al-an'am 108)
Dari kenyataan ilmiyah yang di dukung dalil naqly tsb , maka sampai hatikah kita mempublis secara profokatif terhadap kiyakinan mereka ?
Tentu sangat "amat sensitif" , dan justru memberi celah untuk dimanfaatkan oknum2 yg tidak bertanggungjawab untuk menciptakan benturan sosial ato "anarkhisme" , yang bisa mengganggu "ketentraman , keamanan , kerukunan ber-agama dan stabilitas nasional" .
Pendekatan yang arif dan bijak tentu lewat dialog ilmiyah , argumentatif dan santun jika kita ingin berda'wah ato mengingatkan mereka ..Bila tidak mau di ingatkan , maka itulah yang disebut "perbedaan kiyakinan" , dimana hal tsb menjadi tanggungjawab mereka sendiri di hadapan Tuhan ..Skali lagi , bukan urusan manusia .
So , cukuplah stigma sesat terhadap klompok lain itu di bahas secara internal "dalam satu kiyakinan yang sama" . Tidak perlu di publis secara profokatif , apa lagi di fatwakan .
SOAL PERGANTIAN NAMA ISLAM
Ribet2 dan gegeran soal pelepasan nama "islam" terkait klompok ahmadiyah begitu gegap gempita dikalangan elit kaum muslimin . Padahal ? dalam konteks pembelokan ajaran , pada dasarnya , antara ahmadiyah dan nashrany-kristen ummat Isa sama saja kronologisnya , alias soal "penafsiran yang di yakini" . Bedanya adalah soal jenis pembelokan dimana pihak nashrani-kristen sangat jauh..
Dimana letak kesamaan kronologisnya ? Yakni , Nashrani adalah agama Tauhid alias Islam . Jadi , ummat nashrani-kristen dan ummat ahmadiyah itu sama2 menyimpang dari ajaran "Tauhid/islam" . Meski menyimpang , toh Allah tidak pernah mengganti namanya . Buktinya ?
Tolong dan mohon di baca pada Qs albaqarah 120 ~ . Di ayat tsb Allah tetap memakai istilah NASHRANY terhadap ummat Isa yang telah menyimpang alias "nashrany-kristen" . Nah , kalo Allah saja tidak memperkarakan soal "pergantian" nama "nasrhany"yang telah menyimpang , kenapa manusia repot memperkarakan ahmadiyah untuk melepas "nama" islamnya ?? Jika alasannya soal identitas , toh sudah ada identitas , yakni ahmadiyah ??
Dan , kalolah ahmadiyah itu di anggap menodai dan menistai agama Islam alias agama Tauhid , kenapa nashrany-kristen kok tidak ?? pdahal keduanya "jelas-jelas" sama2 menyimpang dari agama induk? Yakni agama Tauhid alias agama Islam ?? Manakah sebuah keadilan ? Manakah suara demokrasi ?
Allahu a'lam
Refleksi
By : Hamory
Kudus feb/16mei2014~
Secara teologis , sudah barang tentu alias sewajarnya jika setiap klompok agama dan alirannya itu "fanatik" terhadap kiyakinan agamanya masing-masing . Alias meyakini bahwa corak kiyakinan agamanya adalah yang benar . Logika terbaliknya , agama yang lain mereka anggap tidak benar . Bahasa ekstrimnya : "sesat" .
Setidaknya , perbedaan antar mazhab islam yang mereka anggap perihal furu'iyyah(non prinsipil) sperti NU MUHAMMADIYAH , itu pun melahirkan kalimat "kurang sreg/mantab" terhadap mazhab yang selainnya .
Kiyakinan ber-agama , adalah "hak privat" antara manusia dengan Tuhan . Bukan urusan manusia . Dalam konteks oprasionalnya bisa juga disebut "urusan internal" golongan agama . Golongan lain hanya boleh berdialog dengan santun dan ilmiyyah jika di temukan bentuk aliran agama yang di rasa beda .....
Kiyakinan agama adalah ranah yang sangat "sensitif" .
Secara psikologis , bentuk kiyakinan agama dan aliran apa pun jenisnya jika kita sesat-sesatkan di depan publik atau media massa , tentu akan tersinggung . Meskipun menurut "tafsiran agama kita " paham kiyakinan mereka adalah sesat ...... Itulah yang di singgung dalam firmanNya pada Qs al-an'aam 108 . Mari renungi , baik secara tersurat maupun tersirat :
" Dan janganlah kamu memaki-maki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah , karna mereka nanti akan memaki-maki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan . Demikianlah Kami jadikan setiap ummat menganggap baik pekerjaan mereka , lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan" .( Qs al-an'am 108)
Dari kenyataan ilmiyah yang di dukung dalil naqly tsb , maka sampai hatikah kita mempublis secara profokatif terhadap kiyakinan mereka ?
Tentu sangat "amat sensitif" , dan justru memberi celah untuk dimanfaatkan oknum2 yg tidak bertanggungjawab untuk menciptakan benturan sosial ato "anarkhisme" , yang bisa mengganggu "ketentraman , keamanan , kerukunan ber-agama dan stabilitas nasional" .
Pendekatan yang arif dan bijak tentu lewat dialog ilmiyah , argumentatif dan santun jika kita ingin berda'wah ato mengingatkan mereka ..Bila tidak mau di ingatkan , maka itulah yang disebut "perbedaan kiyakinan" , dimana hal tsb menjadi tanggungjawab mereka sendiri di hadapan Tuhan ..Skali lagi , bukan urusan manusia .
So , cukuplah stigma sesat terhadap klompok lain itu di bahas secara internal "dalam satu kiyakinan yang sama" . Tidak perlu di publis secara profokatif , apa lagi di fatwakan .
SOAL PERGANTIAN NAMA ISLAM
Ribet2 dan gegeran soal pelepasan nama "islam" terkait klompok ahmadiyah begitu gegap gempita dikalangan elit kaum muslimin . Padahal ? dalam konteks pembelokan ajaran , pada dasarnya , antara ahmadiyah dan nashrany-kristen ummat Isa sama saja kronologisnya , alias soal "penafsiran yang di yakini" . Bedanya adalah soal jenis pembelokan dimana pihak nashrani-kristen sangat jauh..
Dimana letak kesamaan kronologisnya ? Yakni , Nashrani adalah agama Tauhid alias Islam . Jadi , ummat nashrani-kristen dan ummat ahmadiyah itu sama2 menyimpang dari ajaran "Tauhid/islam" . Meski menyimpang , toh Allah tidak pernah mengganti namanya . Buktinya ?
Tolong dan mohon di baca pada Qs albaqarah 120 ~ . Di ayat tsb Allah tetap memakai istilah NASHRANY terhadap ummat Isa yang telah menyimpang alias "nashrany-kristen" . Nah , kalo Allah saja tidak memperkarakan soal "pergantian" nama "nasrhany"yang telah menyimpang , kenapa manusia repot memperkarakan ahmadiyah untuk melepas "nama" islamnya ?? Jika alasannya soal identitas , toh sudah ada identitas , yakni ahmadiyah ??
Dan , kalolah ahmadiyah itu di anggap menodai dan menistai agama Islam alias agama Tauhid , kenapa nashrany-kristen kok tidak ?? pdahal keduanya "jelas-jelas" sama2 menyimpang dari agama induk? Yakni agama Tauhid alias agama Islam ?? Manakah sebuah keadilan ? Manakah suara demokrasi ?
Allahu a'lam
Refleksi
By : Hamory
Kudus feb/16mei2014~
0 komentar:
Posting Komentar