HIKMAH, Kiyakinan agama , jika tak difahami secara
matang dan menyeluruh , memang bisa sensitif dan rawan di jadikan
instrumen empuk bagi gesekan sosial keagamaan oleh oknum-oknum yg tak
bertanggungjawaab. Sehingga, berdampak pada hilangnya "rasa cinta"
pada sesama dan semakin menguatnya rasa saling curiga antar klompok
agama dan mazhab secara berkepanjangan.
Kuping kita terasa amat gatal dan nyeri, kala mendengar gelombang energi negatif. Yakni, saling mengkafirkan, saling menyesatkan, bahkan "bunuh2an"antar klompok/mazhab. Terutama antara SUNNY, SYI'AH dan AHMADIYAH dalam bentangan negara-ngara moyoritas muslim.
Maka , tema inilah yg seharusnya banyak dikaji dan gulirkan oleh tunas2 muda muslim kemana jua kaki melangkah , tuk mengurai segamblang-gamblangnya.
Kuping kita terasa amat gatal dan nyeri, kala mendengar gelombang energi negatif. Yakni, saling mengkafirkan, saling menyesatkan, bahkan "bunuh2an"antar klompok/mazhab. Terutama antara SUNNY, SYI'AH dan AHMADIYAH dalam bentangan negara-ngara moyoritas muslim.
Maka , tema inilah yg seharusnya banyak dikaji dan gulirkan oleh tunas2 muda muslim kemana jua kaki melangkah , tuk mengurai segamblang-gamblangnya.
Sehingga kata "ber-agama" itu benar2 dapat di mengerti dan di fahami secara substansial, yg pada muaranya, fenomena "egoisme beragama" dapat ditekan serendah-rendahnya.
Wawasan kebangsaan /nasionalisme sangat jauh dari jangkauan benak rata2 ummat muslim . Padahal pada {Qs alhujurot 13}, Allah menganjurkan ummat manusia untuk saling kenal antar klompok , qabilah dan bangsa . Tentu untuk mewujudkan kecintaan dan kedamaian.
Kosongnya "perpustakaan diri" dari islamologi secara substansial dan kaffah inilah faktor krusial yg menjadikan dunia islam terpental jauh dari kesejatian perdabannya.
Allahu a'lam
Refleksi
By : Hamory Hasan Makmoery
Grup: AL HIKMAH
Kudus 15 feb 2014~.
Kudus 15 feb 2014~.
0 komentar:
Posting Komentar